top of page

Yesus Sahabat Bagi Mereka yang Cemas dan Putus Asa

Maria Ivana Angelia dan Theodorus Tuahta Syalom - 27 September 2021





Pembuka Selama hampir satu setengah tahun bergelut dengan pandemi COVID-19, seringkali kita dilanda perasaan khawatir akan ketidakpastian dan kekacauan yang ditimbulkan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini dapat berdampak terhadap bidang pendidikan, pekerjaan, maupun dinamika masyarakat sehari-hari. Tidak jarang kita juga merasa lebih lesu dan tidak bertenaga dalam menjalani berbagai aktivitas keseharian, baik dalam interaksi dengan rekan kerja, teman kuliah, maupun orang-orang terdekat. Fenomena burnout seringkali menjadi tren yang cukup menjamur di tengah para pekerja maupun pelajar di tengah pandemi COVID-19 ini akibat budaya daring yang seringkali menyita lebih banyak waktu. Beban dan krisis multidimensional yang semakin berat ini seringkali menimbulkan perasaan putus asa yang berkepanjangan. Pertanyaannya, di manakah Tuhan Yesus sekarang, di saat dunia sedang terhimpit rasa cemas dan putus asa?

Isi Perasaan cemas dan putus asa ini sebenarnya merupakan respons emosi yang wajar dialami oleh setiap manusia dalam menghadapi berbagai stressor psikologis. Injil Matius 14:22-23 turut mencatat kisah tentang para murid Yesus yang turut mengalami perasaan yang serupa dengan apa yang kita alami pada saat ini: rasa takut, panik, gentar, dan tidak berdaya. Dalam kisah ini, para murid merasakan takut dan bingung ketika berhadapan dengan angin sakal, di mana angin ini menyebabkan gelombang tinggi di Danau Galilea. Mereka pun membayangkan skenario terburuk yang dapat terjadi, yaitu tenggelam dan mati di danau tersebut. Dalam situasi yang penuh rasa cemas dan tidak berdaya, Yesus pun hadir di tengah mereka, menguatkan iman dan keyakinan para murid bahwa mereka dapat bertahan hidup di tengah kekacauan dan ancaman kematian yang ditimbulkan oleh angin sakal di tengah danau tersebut.

Situasi pandemi COVID-19 terutama bagi kita mahasiswa kedokteran, masih sangat mencemaskan dan menakutkan. Seringkali kita khawatir dengan keefektifan metode pembelajaran yang diganti menjadi online. Di sisi lain, kita juga mungkin masih khawatir dengan kesehatan kita apabila metode pembelajaran diganti menjadi offline. Dan walaupun beban ujian sebagian besar sudah berkurang karena online, seringkali kita tetap merasa cemas dan takut. Dalam situasi-situasi ini, kita harus percaya bahwa Yesus hadir dan tidak pernah meninggalkan kita di masa-masa ini. Kehadiran Yesus yang salah-satunya dapat kita rasakan melalui renungan bacaan kitab suci membuat kita tenang dalam menghadapi situasi-situasi tersebut.

Serupa dengan tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2021 yang digagas oleh Lembaga Biblika Indonesia (LBI), yaitu “Yesus Sahabat Seperjalanan Kita”, Yesus hadir sebagai sosok penyelamat sekaligus sahabat yang solider terhadap berbagai peristiwa hidup dan situasi emosi yang dialami oleh manusia, baik dalam perasaan cemas dan putus asa, kehilangan, penderitaan, maupun bagi mereka yang ingin bertobat. Hal ini kembali meneguhkan kita, bahwa di tengah kebingungan, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya, kita sebagai umat beriman tidak sendirian. Kita mempunyai sosok sahabat yang selalu dapat diandalkan, yakni Tuhan Yesus. Ia merupakan sahabat seperjalanan kita yang senantiasa menemani, menguatkan, dan membimbing kita manakala kita menapaki jalan yang terjal, badai yang dahsyat, maupun padang gurun yang tandus, termasuk dalam berbagai krisis multidimensional selama pandemi COVID-19 ini. Yesus hadir sebagai sahabat bagi setiap umat beriman di tengah berbagai permasalahan hidup yang kita alami, termasuk dalam perasaan cemas dan putus asa.



Penutup

Dengan demikian, di situasi yang kadang membuat kita cemas dan putus asa, yakin dan percayalah bahwa Yesus tetap hadir di tengah-tengah kita sebagai sosok penyelamat sekaligus sahabat yang solider.



Referensi

Commentaires


Single post: Blog Single Post Widget
bottom of page