top of page

Mengimani Kebangkitan Yesus Kristus di Tengah Pandemi

Maria Ivana Angelia dan Theodorus Tuahta Syalom - 28 Maret 2021


Paskah, "Pesakh" (dalam bahasa Ibrani), atau "Pascha" (dalam bahasa Yunani) merupakan suatu peristiwa dengan sejarah tradisi dan keimanan yang cukup panjang, baik secara historis maupun filosofis. Dalam Perjanjian Lama, perayaan Paskah sendiri merujuk pada peristiwa pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yang ditandai dengan adanya upacara "roti tidak beragi", "persembahan anak sulung", serta "upacara korban domba paskah" sebagaimana yang tertuang dalam Keluaran 12:14, 17, 21. Pada Perjanjian Lama ini, Paskah dirayakan dalam berbagai lambang sebagai wujud atau gambaran dari perwujudan Kristus sebagai Anak Domba Paskah (1 Kor 5:7-8) yang merupakan gambaran sempurna dari janji kesetiaan Allah. Berbeda dengan Perjanjian Lama, Paskah dalam Perjanjian Baru merupakan peristiwa yang menjadi perwujudan nyata dari sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Paskah dalam rangka menyelamatkan umat manusia. Setidaknya terdapat empat nilai utama yang menjadi bagian penting dari persitiwa Paskah, yaitu sebagai bentuk penggenapan janji Allah, pengampunan atas dosa umat manusia, pemulihan hubungan dengan Allah, serta jaminan memperoleh kehidupan kekal bersama Allah di surga.

Perjanjian Lama menyebutkan bahwa Yesus akan bangkit dari kematian seperti yang tertulis pada Mazmur 16:8-11. Hal ini digenapi melalui peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 8:32-35. Penggenapan ini sendiri dapat kita maknai dengan semakin percaya dan beriman kepada Yesus Kristus dalam setiap hal yang terjadi di dalam kehidupan kita, terutama saat pandemi COVID-19 yang sangat berdampak pada kegiatan kita. Selain itu, melalui peristiwa perjamuan terakhir yang merupakan bagian dari rangkaian peristiwa Paskah, kita turut mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa kita melalui Tubuh dan Darah Kristus yang tercurah di kayu salib demi menebus dosa manusia. Pengampunan ini sendiri harus dimaknai sebagai kesempatan untuk semakin mengampuni sesama kita dan berusaha untuk terus menjadi pribadi yang lebih berkenan di hadapan Tuhan dalam semangat kebangkitan menuju kesucian abadi.

Peristiwa kematian Yesus di salib serta kebangkitan-Nya kembali di tengah-tengah manusia juga turut membawa makna pemulihan hubungan manusia dengan Allah yang sempat terputus akibat dosa dan kelalaian manusia. Pemulihan disini secara spesifik dapat kita aplikasikan dengan memulihkan dan/atau memperbaharui hubungan kita dengan sesama menjadi lebih baik lagi. Kita bisa memulai dari hubungan kita dengan keluarga yang ada di rumah yang merupakan lingkup terkecil yang Tuhan anugerahkan kepada kita, terlebih saat masa pandemi COVID-19.

Pertanyaan refleksi bagi kita, apakah dengan keberadaan kita di rumah selama pandemi ini, kita menjadi semakin dekat dengan keluarga kita? Atau justru kita sibuk berkutat seharian dengan gawai masing-masing?

Last but not least, dengan kebangkitan Yesus, kita turut dibebaskan dari kematian sekaligus diberikan kehidupan kekal di surga. Hal ini turut mengandung makna bahwa kita harus turut menjadi pembawa sukacita kehidupan dan kebenaran bagi sesama, terutama bagi keluarga kita yang turut mendampingi kita, khususnya di tengah pandemi COVID-19 ini. Melalui peristiwa Paskah di tengah pandemi ini, kita diajak untuk turut mampu mewujudkan keempat makna Paskah di atas dalam tindakan nyata. Kita diajak untuk turut berbahagia dan mengucap syukur atas segala rahmat yang telah Tuhan berikan kepada kita, terutama melalui kehadiran keluarga.

Dengan demikian, meskipun pandemi COVID-19 terus melanda dunia, kita harus tetap menghayati dan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus dengan semangat sukacita Paskah yang membara. Hal ini tentunya tidak berarti bahwa kita harus merayakan paskah dengan meriah bersama keluarga besar dan turut mengabaikan protokol kesehatan yang ada. Sebaliknya, kita justru diajak untuk dapat turut merayakan semangat Paskah dalam kesederhanaan dan kehangatan di tengah keluarga kecil kita. Melalui pengalaman Paskah di tengah pandemi ini, kita diajak agar mampu memaknai kebangkitan Yesus secara lebih mendalam dan tidak berfokus pada hal-hal yang sifatnya seremonial semata, melainkan dengan semangat kebangkitan dalam tindakan nyata melalui kehadiran keluarga kita.


- Selamat Paskah teman-teman. -


Referensi dan bacaan lebih lanjut:

Comments


Single post: Blog Single Post Widget
bottom of page