top of page

Rabu Abu

Rabu Abu adalah hari pertama dari masa prapaskah (masa tobat, 40 hari sebelum Paskah). 40 hari dengan makna rohaninya menyatakan betapa lamanya persiapan paskah tersebut. 40 hari juga digunakan seperti pada saat Musa berpuasa 40 sebelum menerima 10 Perintah Allah, sama seperti Nabi Elia dan Tuhan Yesus sendiri. Hari Rabu sendiri diambil dari perhitungan mundur dari Paskah tidak termasuk setiap hari Minggunya. Abu sendiri merupakan tanda akan pertobatan, mengingatkan kita bagaimana kita diciptakan dari debu dan akan mati dan kembali menjadi debu. (Kejadian 3:19, “Sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.”) Saat menandai kita dengan abu, Romo juga mengatakan “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil”. Simbol salib juga mengingatkan kita betapa berdosanya kita hingga Yesus disalibkan untuk menyelamatkan kita.

Menurut Kardinal Mgr. Ignasius Suharyo, masa prapaskah adalah kesempatan untuk kita mendekatkan diri pada Tuhan yang selalu membimbing dan menyertai kita. Oleh karena itu, selama masa prapaskah, umat Katolik diajak untuk berpantang dan puasa untuk turut mengambil bagian dalam kisah sengsara Yesus. Dengan demikian, pantang dan puasa dikatakan sebagai simbol akan pertobatan, perbuatan silih terhadap dosa. Dengan menahan hawa nafsu duniawi serta mengorbankan kesenangan sesaat, kita diajak untuk semakin peduli terhadap sesama, tidak berbuat dosa lagi, dan lebih banyak berdoa.

Berdasarkan aturan pantang dan puasa masa prapaskah 2019, yang diwajibkan berpuasa adalah mereka yang genap berumur 18 tahun sampai awal tahun enam puluh. Puasa yang dimaksud adalah makan kenyang satu kali sehari. Pantang diwajibkan bagi mereka yang berumur 14 tahun ke atas. Pantang yang dimaksud adalah menghindari hal yang disukai. Berpantang dan berpuasa wajib dilakukan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, sedangkan untuk setiap hari Jumat dalam masa prapaskah diwajibkan untuk berpantang. Dikarenakan berpantang dan berpuasa dilakukan untuk keselamatan dunia, maka pertobatan ekologis juga perlu dilakukan.

"Melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda: Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan mematahkan setiap kuk supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak mempunyai rumah, dan apabila kamu melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri." (Yesaya 58:6-7).

http://www.katolisitas.org/mengapa-disebut-rabu-abu/

https://tuhanyesus.org/rabu-abu

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190419102729-284-387808/makna-pantang-dan-puasa-katolik-saat-jumat-agung

Single post: Blog Single Post Widget
bottom of page